Sabtu, 20 Januari 2018

Bukan aku yang dulu pernah kaudamba-damba
Bukan pula aku yang dulu pernah terukir cantik, anggun
Bukan lagi, Tak ia adalah aku

Pergi menjauh ia dengan segenap langkah yang dibawa
Asa demi asa kita rajut dalam kenang dan bayang
Buih yang berarak biarlah biar, hilang... tanpa jejak

<meta name="propeller" content="a82e957800ac2e66eb57c73f39a749b8">

Bosan


Berharap kamu menemani hari-hariku yang begitu menjenuhkan
Aku jemu dengan seribu harap yang kaugantung di sela ranting lembayung pilu
Aku menanti kehadiran asa yang mampu menggiringku pulang ke haribaan senja

Seperti perjanjian kita itu, sayang
Seperti sepucuk harap yang itu...

Kamis, 18 Januari 2018

Mendung Pagi


Hari menjadi gelap
Benderang bersapu kelabu
Aku menanti secercah lembut matahari yang tenggelam ditelan asa yang terpinggirkan
Aku menanti kembalinya jua yang sia-sia didamba

Pagi berkabut pekat
Gundah bersatu denganmu, tanda tanya besar
Ya,
Sebesar rasa ingin tahuku tentang cerita itu, kisah masa lalu yang katanya hendak kaubagi denganku
Ya,
Setinggi harapku pada rembulan yang terarak menutupi waktu gundah tak terperi..

Aku kini bahagia
Aku kini menjadi sangat senang
Sebab rintisan sejuk akan datang padaku
Ya,
Sebanyak bayangmu yang mencekik dalam rindu
Ya,
Hai mendung...
Obati aku dengan hujanmu...

Senin, 15 Januari 2018

Lukisan Pasir di Dinding


Layaknya lukisan pasir yang kaucipta
Seperti itulah aku ingin disentuh, dikagumi, dan dihiasi sepanjang waktumu..
Akan tetapi aku enggan tergantung manis di sisi tembok tua rumahmu itu..
Aku enggan menjadi si cantik yang menungguimu memandang sekali dua setelah kaubosan dan tak tertarik lagi..
Seolah setelah berakhir masa kerjamu, aku tinggallah lukisan cantik bekas karya tanganmu..
Seolah kita hanya bersentuhan ketika kau ingin, dan aku masih mampu mengobati rasa penasaranmu akan cipta dan rasa..

Sabtu, 13 Januari 2018

Melainkan Rindu


Baru beberapa puluh jam yang lalu..
Aku bermalam memeluk sang kekasih malam,,
Aku meringkuk di balik ketiak hangatnya manja dan berpeluh riang nan bahagia
Aku tak hendak terlelap, takut sekejap waktu berganti, tak hendak nanti bila waktu ku terbangun dan ia menghilang disongsong angkuhnya pagi!!

Duh, dilema tinggal dilema..
Nyatanya malam yang ini peluk itu sirna..
Aku tersisih dalam buih rindu yang begitu menyengat dingin, membekukan relung yang merana sebab terpisah jauh antara kasih dan sayang..
Terpautlah kami yang rapuh menelan kemelut gelisah tak berujung, tak bermata..
Dan, aku merindukannya..
Peluk kecil sang gulita pada bulannya yang manja

Nah, selamat tidur sayang..
Selamat bermimpi dan menanti gulita yang lain..
Bulanmu ini pun setia menanti malam yang hangat itu, lagi.. dan lagi... dan lagi... lagi lagi... dan..

Hah..!
Aku menggigil, bukan tersiksa henyaknya dingin,
Melainkan rindu

Kamis, 11 Januari 2018

Hujan

Januari...
Aku mengawali hari yang penuh tanda tanya dengan memandangi gerimis kecil yang begitu teduh di balik jendela kamarku. Baru semalam rasanya, ia di sisiku, bergolak dengan luka dan beribu tanda tanya tentang siapa aku, dan mengapa aku di sini untuknya. Tak ada kata yang lebih menyakitkan daripada suatu penolakan akan cinta dan kasih sayangku yang tak terhingga. Aku seolah dibuang dan dibiarkan melayang dikoyak sang waktu. Ini bukan dramatisasi kisah, hanya saja......

Aku ingin mengeluh pada hujan, tentang luka..
Aku ingin berteriak nyaring di pucuk cintamu tentang keputus-asaan
Aku ingin kau mengenal aku, sang bulan yang kesepian setelah bertaruh nyawa dengan sang malam
Aku menginginkan dia, hanya dia.. bukan hujan!!